Kunjungi=> www.pendidikankudunia.blogspot.com

Cerita Bijak - Tidak Meninggikan atau Merendahkan Kekayaan

 




"Di kehidupan yang sudah sangat maju sekalipun, pemikiran kadang dibentuk akibat keyakinan yang sudah membudaya semenjak turun temurun sehingga tidak lagi kita mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan itu adalah sebuah hal yang baik maupun benar."
Apakah Anda sependapat?

Saya yakin paragraf pertama yang saya buat membuat tidak sedikit orang yang mengernyitkan dahi karena bingung. Namun saya coba buat sebuah contoh. Banyak orang yang meyakinkan sebuah angka sebagai sebuah angka baik maupun tidak baik. Misalkan, angka 13 adalah sebuah angka yang memiliki konotasi kurang baik. Mulai dari dianggap angka pembawa sial hingga dihubungkan dengan kejadian mistis.

Namun kalau saya salah, tidak banyak orang yang mampu menjelaskan sebenarnya mengapa angka 13 dianggap demikian, mereka mendapati pernyataan 13 adalah angka sial dari interaksi sosial yang diterima oleh orang tersebut melalui keluarga ataupun kelompok orang. Meskipun tahun telah menunjukkan tahun 2014, rupanya tidak sedikit budaya dan pemahaman yang sebenarnya bisa saja membuat Anda maupun keturunan Anda masuk ke dalam generasi yang sulit menjadi orang kaya atau sukses!

Wow... Wow... Wow.... Nanti dulu! Kenapa bisa sejauh itu?
Sederhana sebenarnya. Keyakinan yang salah akan membawa kita ke arah yang...? Salah juga tentunya...
Dan dewasa ini, keyakinan akan kekayaan dan uang yang salah justru secara ajaib menjauhkan orang-orang yang salah dalam berpikir mengenai hal tersebut.

Pernahkah Anda terbangun pagi hari tanpa menggunakan alarm yang rupanya Anda lupa memasangnya hanya karena begitu pentingnya acara pagi itu, dan Anda merasa itu adalah keberuntungan atau kebetulan?
Sebenarnya hal itu tidak terjadi sesederhana itu. Anda telah memiliki rencana bangun pagi dengan jam yang spesifik, dan Anda berkata kepada otak Anda mengenai hal spesifik tersebut, sehingga otak Anda yang membangunkan Anda. Ya... otak beristirahat namun tidak tidur.

Seorang rekan saya, dengan sangat gamblang mengatakan, "Wah rumah sebesar dan semewah itu, bagaimana nanti yang punyanya membersihkan rumahnya ya, saya sih enggak mau punya rumah sebesar itu."
Hal itu, sebuah perkataan sederhana yang mengatakan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa dia tidak akan punya rumah besar dan mewah hanya karena membersihkan sulit. Padahal bila mampu membeli rumah miliaran, apakah bukan berarti juga mampu membayar cleaning service untuk membersihkannya? Artinya, kita juga menolak kekayaan secara tidak langsung, dan otak bawah sadar kita tidak mengenal benar dan salah, baik dan buruk, semuanya akan dijalankan sesuai dengan perintah dan keyakinan kita.

Apabila saya katakan Anda, "Tolong hentikan membaca artikel ini," dan "Sekali lagi, jangan lanjutkan membaca artikel ini! Cukup sampai di sini saja." Namun, ada sebuah dorongan. Anda tetap membacanya. Karena apa? Otak kita tidak tahu kata TIDAK.

Pernahkah Anda telah memiliki rencana akan sesuatu dan rencana tersebut berjalan dengan baik? Atau Anda tidak memiliki rencana dan berakhir dengan kekacauan? Bisa juga rencana Anda tidak 100% sesuai dengan realisasinya, namun lebih sering mana keberhasilan terjadi sesuai dengan rencana atau mendekati atau Anda melakukan sesuatu tanpa rencana? Ya. Rencana adalah bagian penting dari apa yang kita lakukan.
Keyakinan akan uang yang salah membawa kita justru jauh terhadap uang.

- Setelah memegang uang, segera cuci tangan, uang itu kotor.
Sejahat itukah Anda terhadap uang? Menurut sebuah acara di Amerika, Myth Buster, uang hanya di peringkat 4 untuk tingkat kekotoran dan bakteri, dibandingkan sabut pembersih piring dan remote televisi. Lalu mengapa perintah mencuci tangan harus ada di uang dan dengan gamblang dikatakan kotor? Bisa jadi, yang mengajarkan Anda tidak sadar bahwa semua orang perlu memiliki uang, namun orang tidak suka dengan hal yang kotor-kotor dan sialnya uang masuk dalam kategori kotor bagi Anda. Maka jauhlah Anda dengan uang.

- Banting tulang dan kerja keras untuk mencari uang.
Menurut saya pribadi, kalimat tersebut sangat bermasalah. Identifikasi terhadap uang, yang harus dicari dengan kerja keras habis-habisan untuk mendapatkannya. Artinya, tidak ada usaha yang cerdas untuk bisa mendapatkan uang. Padahal untuk bisa menjadi orang kaya dan memiliki uang, bukan keras dan bukan juga cerdas saja, namun memerlukan keduanya. "Keras" saja akan tidak memiliki waktu dan tidak memiliki uang karena tidak ada strateginya. "Cerdas" saja akan punya uang tapi tidak memiliki waktu.

- Lebih baik sehat namun tidak punya uang daripada sakit tapi punya uang.
Ini perkataan mulia yang menurut saya, bermasalah juga. Apakah bila Anda memiliki uang justru Anda sakit-sakitan? Ya bisa saja! Anda menjadi orang yang tidak berolahraga, tidak menjaga pola makan dan berat badan. Masalah ada di Anda, bukan pada uangnya. Lalu ketika diberikan pilihan, mengapa tidak memilih hal yang baik saja? Bukankah Anda bisa memilih "punya uang dan sehat"? Dengan punya uang, Anda bisa melakukan general check up seacara teratur dan menjaga pola makan dengan mengonsumsi bahan makanan organik, misalnya. Kenapa justru Anda memilih sehat tapi tidak punya uang?

- Uang bukanlah segala-galanya, uang adalah sumber dari masalah.
Uang bukan segala-galanya saya setuju. Namun apakah tidak semuanya memerlukan uang? Jika Anda merasa uang adalah sumber masalah, baiklah, sumbangkan semua harta Anda dan hilanglah sumber masalahnya. Bagaimana?Yes! Ketika Anda hidup dan tidak memiliki uang, di situlah masalah mulai bermunculan.

Kita mungkin terlalu angkuh dalam mengakui bahwa kita memerlukan uang dalam segala aspek kehidupan kita. Namun dengan menyadari semua itu, kita harus mengubah berbagai pemahaman yang salah mengenai uang. Otak kita bisa bingung. Anda bekerja setiap hari menghabiskan waktu Anda tapi Anda sendiri berkeyakinan uang adalah sumber masalah.

Bisa saja selama ini Anda menjadi bermasalah dengan uang hanya karena Anda berkeyakinan salah terhadap uang dan mengecilkan arti kekayaan. Kaya juga tidak serta merta membuat Anda jahat. Lihatlah para billionaire dunia: Bill Gates, Warren Buffett, dan Oprah Winfrey. Berapa banyak uang dari hasil yang mereka miliki disumbangkan?

Anda menjadi orang baik bila Anda ingin menjadi orang baik, dan bukan karena uang Anda menjadi jahat (itu karena ANDA salah atau karena Anda tidak pernah berencana memiliki banyak uang sehingga ketika memiliki uang dan menjadi tamak dan serakah).

Uang tidak perlu didewakan atau disembah, namun memang kita perlukan. Ketika Anda menjadi tamak dan serakah, di situlah Anda menjadikan uang sebagai "dewa" Anda.

Marilah me-reset ulang pemahaman uang dan kekayaan. Tidak ada kata terlambat, karena sangat simple: perintahkan otak Anda pemahaman yang baru akan uang, dan kita semua akan berjalan menuju kekayaan, dan uang dapat mencukupi kebutuhan hidup kita. Amin.



Cerita Bijak Lainnya --> Klik Disini

Ditulis Oleh : Teguh ~ Satores

Christian angkouw Sobat sedang membaca artikel tentang Cerita Bijak - Tidak Meninggikan atau Merendahkan Kekayaan . Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya. Terima Kasih...

:: Get this widget ! ::

0 Response to "Cerita Bijak - Tidak Meninggikan atau Merendahkan Kekayaan"

Post a Comment

- Silahkan berkomentar sesuai tema
- Gunakanlah kata-kata yang baik dalam berkomentar (no iklan, no porn, no spam)
- Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau titip link, akan dimasukkan ke folder SPAM
- Kritik dan saran sangat dianjurkan agar blog ini menjadi lebih baik
Terima Kasih.

TerimaKasih Sudah Berkunjung